Ilmu Dakwah dan Macam-macamnya
Pengertian Ilmu Dakwah dan Macam-macamnya
Salah satu dampak positif dari kemajuan teknologi adalah semakin mudahnya masyarakat dalam berkomunikasi dan mengakses informasi, salah satunya kegiatan dakwah. Berbagai kegiatan dakwah ini disajikan secara kreatif, fresh, inovatif, dan dilaksanakan di
lokasi yang variatif pula, tidak hanya di Majlis Ta'lim bahkan di tempat-tempat rekreasi, dan lain sebagainya.
Tayangan tentang dakwah di televisi dan medsos pun kian ramai, bahkan dikemas dengan konsep kekinian dan menarik yang mampu memukau hati para pemirsa. Fenomena lainnya yaitu terlihat pada suksesnya berbagai bidang acara keagamaan
di TV yang memiliki rating semakin menanjak, belum lagi artikel-artikel
keagamaan yang menyebar luas, baik media offline maupun online. Tentunya dengan membludaknya informasi, masyarakat juga harus cerdas dalam memilih informasi sehingga tidak terjadi kebingungan dan kesalahfahaman dalam menerima informasi.
Realita ini berbanding lurus pada peningkatan
penghargaan masyarakat kepada peran da’i. Sehingga pada akhirnya, para da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya terdorong untuk meningkatkan kualitasnya. semoga dengan banyaknya da'i yang berkualitas bisa membawa keberkahan dan kebaikan serta manfaat yang banyak, baik bagi inividu maupun masyarakat. Aamiin.
ILMU DAKWAH
Pengertian dakwah ada banyak. Menurut bahasa,
dakwah berasal dari bahasa arab da’a, yad’u, da'watan, yang berarti seruan, panggilan, atau ajakan kepada kebaikan atau kebenaran. Dakwah adalah kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT
sesuai dengan aqidah dan syariat Islam. Kata ‘dakwah’ sering dikaitkan dengan
‘Islam’ dan ‘ilmu’ yang jika digabungkan menjadi ‘ilmu dakwah’, ‘ilmu islam’, atau
‘ad-dakwah al-islamiyah’.
Ilmu dakwah adalah ilmu yang berisi cara-cara
dan tuntunan untuk menarik orang lain supaya menganut, menyetujui, mengikuti,
atau melaksanakan suatu ideology, paham, agama, atau pendapat. Orang yang
menyampaikan dakwah disebut da’i, dan yang menjadi objeknya disebut
mad’u. setiap orang bisa menjadi da’i karena jalan untuk menjadi da’i banyak
sekali, bisa melalui lisan, tulisan, atau perbuatan. Nabi Muhammad SAW sendiri
pada zaman dahulu berdakwah melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Beliau memulai dakwahnya dilingkungan keluarga, secara sembunyi-sembunyi, baru setelah sayidina Umar bin Khattab masuk Islam dakwahnya dilakukan secara terang-terangan dan mulai meluaslah dakwah Beliau SAW.
Menurut pendapat Ali Mahfudz, dakwah adalah kegiatan
menyeru dan mendorong berbuat kebajikan dan mencegah perbuatan yang munkar untuk
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan menurut Sudirman, dakwah
berarti usaha merealisasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari, baik
secara individual maupun kolektif untuk memperoleh ridha Allah SWT.
Tujuan utama berdakwah ada 2, yaitu mengajak
orang lain pada kebaikan dan mencega kemungkaran. mengajak orang untuk berbuat
baik bisa dilakukan dengan nasehat, sedangkan mencegah kemungkaran lebih susah
karena belum tentu orang yang kita nasehati mau menerima dan mendengarkan. dalam sebuah
hadist disebutkan, jika kalian melihat kemungkaran hendaklah mencegah dengan kekuasaanya,
jika tidak bisa dengan lisannya, jika tidak bisa juga maka cukup diam dan tidak
melakukan kemungkaran apapun sambil terus mendoakan orang tersebut, dan itulah selemah²nya iman.
Ilmu dakwah adalah aktivitas atau kegiatan untuk
menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, ekspedisi, seminar, kongres
dan lain-lainnya, sedangkan sebagai produk, ilmu dakwah menghasilkan teori,
ajaran, paradigma, temuan-temuan dan lain sebagainya yang disebar luaskan
melalui karya-karya publikasi dan kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.
Pengertian Dakwah
Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam:
1. النداء : memanggil
dan menyeru,.
2. Menegaskan atau membella, baik terhadap yang benar atau
yang salah, yang positif atau negatif.
3. Suatu usaha berupa perkataan atau pun perbuatan untuk
menarik seseorang kepada suatu ailiran atau agama tertentu.
4. Do’a (permohonan),
5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a bi
as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau
minuman.
Secara terminologi, para
ulama berbeda pendapat dalm menentukan dan mendefinisikan dakwah. Sebagian
ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al-Futut dalam
kitabnya al-Madkhal ila ilm ad-Da’wat mengatakan, bahwa dakwah adalah
menyampaikan (at-Tabligh) dan
menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Sebagian lagi menganggap
dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta’lim).
MACAM- MACAM ILMU DAKWAH
Ilmu dakwah ada beberapa macam , diantaranya:
1.Dakwah Fardiah, yaitu metode dakwah yang
dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa
persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah
seperti ini adalah menasihati teman sekerja dengan teguran, anjuran, atau memberi contoh.Misalnya,
pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara selamatan, dan
lain-lain.
2.Dakwah Ammah, yaitu metode dakwah yang
dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada banyak orang dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya
berbentuk khutbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya,
ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi
tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
3.Dakwah bil-lisan, yaitu penyampaian informasi
atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek
dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan
berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya,
kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram,
dan disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
4.Dakwah bil al-Hal, yaitu dakwah yang
menggunakan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’u)
mengikuti jejak dan perbuatan si Da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai
pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali
Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini
dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin
dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
5.Dakwah bit-Tadwin, yaitu dakwah melalui
tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku-buku, majalah, internet, koran,
dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah. Metode ini bagus diterapkan
pada zaman modern seperti sekarang ini, karena metode ini sangat efektif dan efisien.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang Dai,
atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwin ini Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik daripada darahnya para
syuhada”.
6.Dakwah bil Hikmah, yaitu menyampaikan dakwah
dengan cara yang arif bijaksana, melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga
pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak
merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi
al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan
atas dasar persuasif. Menurut Sukriadi Sambas, kajian ontology keilmuan ilmu
dakwah yaitu mencakup hakikat dakwah, hakikat ilmu dakwah itu dapat dirumuskan
sebagai kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah dan kemudian dikumpulkan
oleh umat Islam secara sistematis dan terorganisir yang membahas interaksi
antar unsur dalam sistem melaksanakan kewajiban dengan maksud mempengaruhi,
pemahaman yang tepat mengenai kenyataan dakwah sehingga akan dapat diperoleh
susunan ilmu yang bermanfaat bagi tugas pendakwah dan khalifah umat Islam.
Pada hakikatnya gerakan dakwah islam terporos
pada amar ma’ruf nahi munkar , ma’ruf mempunyai arti segala perbuatan yang
mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan munkar yaitu perbuatan yang menjauhkan
diri dari Allah. Pebuatan amar ma’ruf bisa dilakukan oleh siapapun, karena
kalau hanya sekedar menyuruh kepada kebaikan itu mudah dan tidak ada resiko
bagi si penyuruh.Lain halnya dengan nahi munkar, jelas mengandung konsekuensi
logis dan beresiko bagi yang melakukannya, karena mencegah kemunkaran harus
sesuai dengan tindakan konkrit, nyata dan dilakukan atas dasar kesadaran yang
tinggi dalam rangka menegakkan kebenaran.
Baca juga: Ilmu Dakwah
EPISTIMOLOGI
Secara umum, epistimologi adalah cabang filsafat
yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, ilmu sebagai proses adalah usaha
pemikiran yang sistematis dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang
terdapat pada suatu objek kajian ilmu. Pertanyaan mengenai apakah objek kajian
ilmu itu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa dipakai dalam kajian
ilmu, kebenaran objektif, subjektif, absolut dan relatif, merupakan lingkup
kajian epistimologi general.
Secara keilmuan, epistimologi mempunyai
kedudukan yang sesungguhnya jauh lebih mendasar yakni menurut landasan,
batas-batas dan bahkan basis keshohihan pengetahuan dari akarnya sampai dengan
melewati dimensi fisiknya sebagai cabang dalam filsafat epitimologi. Secara
khusus membahas tentang teori ilmu pengetahuan. Istilah epistimologi berasal
dari bahasa yunani, yakni ‘episteme’ dan ‘logos’. ‘episteme’ yang diartikan
sebagai pengetahuan atau kebenaran, sedangkan logos diartikan sebagai pikiran,
kata, teori. Dengan demikian secara etimolgi dapat diartikan pula sebagai teori
pengetahuan yang lazim. Di dalam bahasa Indonesia disebut filsafat pengetahuan atau
juga teori pengetahan. Teori pengetahuan ini berasal dari bahasa inggris yakni
theory of knowledge.
KESIMPULAN
Ilmu dakwah adalah ilmu yang berisi cara-cara
dan tuntunan untuk menarik orang lain supaya menganut, menyetujui, mengikuti,
atau melaksanakan suatu ideology, paham, agama, atau pendapat.
Macam-macam ilmu dakwah:
1.Dakwah Fardiah, yaitu metode dakwah yang
dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang sedikit dan terbatas
2.Dakwah Ammah, yaitu metode dakwah yang
dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak
dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.
3.Dakwah bil-lisan, yaitu penyampaian informasi
atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek
dan obyek dakwah).
4.Dakwah bil al-Hal, yaitu dakwah yang
menggunakan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah
(al-Mad’u) mengikuti jejak dan perbuatan si Da’i (juru dakwah).
5.Dakwah bit-Tadwin, yaitu dakwah melalui
tulisan, baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran,
dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.
6.Dakwah bil Hikmah, yaitu menyampaikan dakwah
dengan cara yang arif bijaksana, melakukan pendekatan sedemikian rupa.
Demikianlah pengertian Ilmu dakwah yang bisa kami jelaskan. tentunya tidak ada gading yang tak retak, apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan tulisan ini, kami mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA
1..Ali Aziz, Muhammad. 2009. Ilmu dakwah. Jakarta: kencana
2.id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
3.Moedjiono, Imam. 2007. metode dakwah praktis.
Yogyakarta: As-Salaam press.
4.www.anneahira.com/pengertian-ilmu-dakwah.htm
Comments
Post a Comment