Fakta Angka 8 Dalam Islam
Fakta Angka 8 (Delapan) Dalam Islam
Bismillahirrahmanirrahim,,,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Para Pembaca yang dirahmati Allah, kita sering bertanya dalam benak kita, boleh tidak mempercayai angka2 keberuntungan, angka kesialan, dan lain sebagainya. Namun di dalam Islam kita tidak mengenalnya seperti itu, tetapi Islam juga tidak lepas dari yang namanya angka atau bilangan, misalnya jumlah sholat Dzuhur yang 4 rakaat, dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW setelah Sholat yaitu membaca Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahuakbar masing-masing sebanyak 33 kali.
Nah, kali ini saya akan membagikan postingan tentang hubungan antara angka delapan dengan Islam, yuk langsung saja kita lihat.
Fakta Angka 8 (Delapan) Dalam Islam
1.Surah kedelapan dalam Al-Qur’an Al-Karim, kitab suci umat Islam adalah Surah Al-Anfal yang artinya “Rampasan Perang” Surah 8 (Al Anfal ) ayat 8 berbunyi: “agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.” Surah 8 (Al Anfal) ayat 88: “Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), Padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka Padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” Surah 88 (Al Ghaasyiyah):Menceritakan tentang hari pembalasan.
Baca juga: Fakta angka 8
2. Ada Delapan Bab al-Jannah (Pintu Surga) Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari no. 3257) Pintu lainnya adalah pintu untuk orang-orang yang rajin mengerjakan shalat, pintu untuk yang rajin bersedekah, pintu untuk para mujahid. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027) Sedangkan pintu kelima adalah pintu Al-Ayman. Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan, ِ “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712 dan Muslim no. 194) Nama pintu keenam adalah Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas (mudah menahan amarah dan memaafkan orang lain) terdapat dalam hadits dari Rawh bin ‘Ubadah, dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Lihat Fath Al-Bari, 7: 28). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Al-Qadhi berkata, pintu-pintu surga lainnya disebutkan dalam hadits lain yaitu pintu taubat, pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas, Pintu Ridha. Inilah jadinya ada tujuh pintu yang ada dalam berbagai hadits. Sedangkan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab akan masuk melalui pintu Al-Ayman. Itulah pintu kedelapan.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 106-107)
Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Dalam hadits disebutkan ada empat pintu syurga. Di awal-awal bab jihad sudah diterangkan pula bahwa pintu syurga itu ada 8 ( delapan ). Rukun Islam yang tersisa adalah haji, tentu ada pintu khusus untuk orang yang berhaji. Itulah pintu kelima. Adapun tiga pintu lainnya, ada di situ pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas terdapat dalam riwayat Imam Ahmad, dari Rawh bin ‘Ubadah dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah SWT memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” Ada juga pintu Al-Ayman (pintu ketujuh), yaitu pintu orang yang bertawakkal kepada Allah yang masuk dalam surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Adapun pintu kedelapan adalah Pintu Dzikir sebagaimana yang diisyaratkan dalam riwayat Tirmidzi. Bisa jadi pula adalah Pintu Ilmu. Wallahu a’lam.” (Fath Al-Bari, 7: 28)
3.Bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah adalah bulan Sya’ban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bulan Sya’ban, ada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, banyak manusia yang melalaikannya. Saat itu amal manusia diangkat, maka aku suka jika amalku diangkat ketika aku sedang puasa." (HR. An-Nasai, 1/322 dalam kitab Al-Amali. Status hadits: Hasan (baik). Lihat As-Silsilah Ash-Shahihah No. 1898. Lihat juga Tamamul Minnah Hal. 412. Dar Ar Rayyah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Allah Taala menampakkan diri-Nya kepada hamba-Nya pada malam nishfu Sya'ban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hamba-Nya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki." (Hadits ini Diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi, satu sama lain saling menguatkan, yakni oleh Muadz bin Jabal, Abu Tsa'labah Al-Khusyani, Abdullah bin Amr, 'Auf bin Malik, dan 'Aisyah. Lihat Syaikh Al-Albani, As-Silsilah Ash Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Ma'arif. Juga kitab beliau Shahih Al-Jami' Ash Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al-Maktab Al-Islami. Namun, dalam kitab Tahqiq Misykah Al-Mashabih, justru Syaikh Al-Albani mendhaifkan hadits ini, Lihat No. 1306, tetapi yang lebih kuat adalah shahih karena banyaknya jalur periwayatan yang saling menguatkan)
4.Jumlah rakaat maksimal shalat dhuha adalah delapan rakaat. Pendapat ini dipilih oleh Madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Dalil yang digunakan madzhab ini adalah hadis Umi Hani’ radhiallaahu ‘anha, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahnya ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat. (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim, no.719).
Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk (1) orang-orang fakir, (2) orang-orang miskin, (3) pengurus-pengurus zakat, (4) para muallaf yang dibujuk hatinya, (5) untuk (memerdekaan) budak, (6) orang yang berhutang, (7) untuk jalan Allah dan (8) orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” [At-Taubah: 60]
5.Ada delapan Malaikat Hamalatul Arsy di Hari Akhir “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” [Qur’an Surah Al-Haaqah/69:17]
6. Ada delapan puasa sunnah dalam Islam yakni, a. Puasa Senin Kamis. b. Puasa tiga hari tiap bulan. c. Puasa Nabi Daud (hari ini puasa, besok tidak, lusa puasa, besoknya lagi tidak dst) d. Puasa di bulan Sya’ban e. Puasa enam hari di bulan Syawwal f. Puasa di awal bulan Dzulhijjah g. Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah h. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, sebelumnya dianjurkan berpuasa tasu’a pada tanggal 9 Muharram, atau berpuasa tanggal 10 diikuti puasa pada tanggal 11 Muharram, atau berpuasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
7. Imam kedelapan dari Syi’ah Imamiyah duabelas adalah Ali bin Musa al-Ridha adalah putra Imam Ketujuh yang lahir pada tahun 148 Hijriah. Dalam Bahasa Persia, ia sering dipanggil dengan nama Imam Reza dan dijuluki dengan panggilan Abu al-Hasan. Ia hidup pada masa berkuasanya tiga orang Khalifah Bani Abbasiyah yaitu Harun al-Rasyid, al-Amin dan al-Ma’mun dan diangkat oleh al-Ma’mun menjadi putra mahkota kekhalifahan di mana hal ini menyebabkan pemberontakan dari keluarga Bani Abbasiyah lainnya terhadap al-Ma’mun.
8. -Khalifah kedelapan umat Islam adalah Mu’awiyah II putera Khalifah Yazid ibn Mu’awiyah ibn Abu Sufyan (November 683 – 684)
-Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah adalah Umar II putera Abd al-Aziz ibn Marwan (September 717 – Februari 720)
-Khalifah kedelapan Dinasti Abbasiyah adalah Khalifah al-Mu’tashim Abu Ishaq Muhammad putera Khalifah Harun al-Rasyid (9 Agustus 833 – 5 Januari 842)
-Khalifah kedelapan Dinasti Fatimiyah adalah Al-Mustansir Billah (1036–1094)
-Khalifah kedelapan Dinasti Utsmaniyah adalah Osman II ( 26 Februari 1618 – 19 Mei 1622 )
-Syahansyah kedelapan Dinasti Shafawi adalah Sulaiman I (1 November 1666- 29 Juli 1694)
-Kaisar kedelapan Dinasti Mughal adalah Jahandar Syah Ma’az-ud-Din Jahandar Syah Bahadur (27 Februari 1712-11 Februari 1713)
Itulah fakta angka delapan (8) dan hubungannya dalam Islam, semoga bisa menambah pengetahuan dan khazanah kita tentang keilmuan dan kebenaran Islam, hanya ini yang dapat kami rangkum, kurang lebihnya mohon dimaafkan,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Baca juga: Tafsir ayat tentang ilmu pengetahuan
Comments
Post a Comment