7 Cara Agar Do'a Cepat di Ijabah

Inilah 7 Cara Agar Do'a Cepat di Ijabah

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Cahaya Ammar - Hallo sahabat Muslim, mudah-mudahan selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam melaksanakan ibadah, khususnya do'a, karena do'a merupakan bentuk ibadah yang disyariatkan dan diperintahkan didalam Al-Qur'an.

Cara agar Do'a cepat di Ijabah - DOA adalah senjata dan perisai bagi kaum mukminin. Bentengnya adalah doa dan senjatanya adalah tangisan. Dalam ajaran Islam doa menempati posisi yang sangat penting. Tidak hanya digunakan untuk meminta kebutuhan hidup semata, melainkan sebagai sarana berinteraksi dengan Allah dan juga sarana beribadah.

“Doa adalah senjata orang mukmin, tiang bagi agama dan cahaya dari langit,” demikian kutip hadis yang diriwayat Hakim.

Doa merupakan bentuk mashdar dari kata (دعا - يدعو   Da’a – Yad’u) yang bermakna memanggil atau mengundang. Kata ini juga memiliki beberapa variasi mashdar, diantaranya: da’wan, da’wah, dan da’watan.

Secara etimologis, do'a dapat bermakna memohon, minta diambilkan (sesuatu), membutuhkan, minta tolong, menyukai, mencari kebaikan, menisbatkan (kepada orang lain), mengajak dan mendorong (untuk melakukan sesuatu).

Namun definisi dari kalangan ahli ushul dan fiqh, doa adalah tuntutan perbuatan (baca: perintah) dari derajat yang rendah kepada derajat yang lebih tinggi. Karena itu, doa adalah salah satu bentuk dari permintaan. Berikut ini adalah Cara agar Do'a cepat di Ijabah atau adab kita dalam berdo'a sehingga do'a kita diqobul oleh Allah SWT.

Syarat Dikabulkannya Doa

Seorang ulama terkenal Al Imam Al Faqih Abu Al Lais. Didatangi oleh satu kumpulan pemuda, ingin menanyakan tentang doa mereka. Setelah berkali-kali mereka berdoa, tetapi tidak pernah dimakbulkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka mempertikaikan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perkenan Allah terhadap doa mereka. Di antara ayat-ayat tersebut, firman Allah yang bermaksud:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “(QS: Al-Baqarah: 186)

Mereka menyatakan, apakah ayat Al Quran keliru sehingga doa-doanya tidak dikabulkan Allah? Al Imam Al Faqih menjawab, Al-Quran tidak pernah keliru, namun yang berdoalah yang tidak pernah mencari tahu tentang kesalahannya yang ujungnya membuat doanya tertolak.

Beberapa hal yang menyebabkan mudahnya do'a dikabulkan;

• Perbanyak Istighfar / Memohon Ampun Kepada Allah.

Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dari Ibnu Subaih rahimahullah, bahwasanya dia berkata, “Ada seorang yang mengadu musim paceklik kepada Hasan al-Bashri rahimahullah, Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, ‘Istighfarlah engkau kepada Allah.’ Ada lagi yang mengadu bahwa dia miskin, Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mintalah ampun kepada Allah.’ Lain lagi orang yang ketiga, ia berkata, ‘Doakanlah saya agar dikaruniai anak.’ Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mintalah ampunan kepada Allah.’ Kemudian ada juga yang mengadu bahwa kebunnya kering. Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Mohonlah ampun kepada Allah.’

Melihat hal itu, Rabii’ bin Subaih bertanya, ‘Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?’ Hasan al-Bashri rahimahullah menjawab, ‘Aku tidak menjawab dari diriku pribadi, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam firman-Nya (yang artinya),

“Maka, Aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb-mu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12)

Baca juga : Keutamaan Ilmu

• Makan yang Halal, Jauhi yang Haram

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersa.bda, “Hai Sa’ad (bin Abu Waqqash), makanlah makanan yang baik-baik, niscaya engkau menjadi orang yang do'anya dikabulkan.”

Rasulullah mengisahkan seseorang yang rambutnya acak-acakan dan berdebu lalu menengadahkan tangannya ke langit untuk berdoa, “Ya Rabi, ya Rabi.’ Padahal, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan keluarganya diberi makan dari sumber yang haram. Bagaimana doanya akan dikabulkan?” [HR Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad]

Semakin banyak seseorang memakai atau memakan sesuatu yang haram — termasuk dari hasil riba (bunga)–  maka akan semakin kecil doa kita diterima.

Rasulullah berkata, “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya.” (HR. Ath-Thabrani)

Rasulullah pernah menjelaskan dosa-dosa riba. Dan yang paling ringan adalah seperti bersetubuh dengan ibu sendiri.

“Riba itu memiliki tujuh puluh pintu dan yang paling ringan adalah seperti seseorang yang bersetubuh dengan ibunya sendiri.” (Riwayat Ibnu Majah). [ Riba dan Makanan Haram Menutup Semua Pintu Doamu!]

 • Berprasangka Baik / Yakin pada  Allah

Berdoa itu meminta segala sesuatu di hadapan Allah yang Maha Agung. Maka jangan pernah sesekali buruk sangka terhadap Allah Subhanahu Wata’ala. Berbaik sangkalah apabila berdo'a kepadaNya, jangan ada keraguan terhadapNya dan yakinlah bahwa do'a kita akan diijabah oleh Allah Subhanahu Wata'ala.

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Aku akan mengikuti persangkaan hambaKu kepadaKu. dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdo’a kepadaKu.” [HR. Bukhari dan Muslim]

• Dengan Adab Yang Baik

Menghadap Allah harus dengan penuh harapan, perasaan rendah hati dan khusu’. Awali dengan memuji Allah, shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam, memohon Ampun kepada Allah dan mendo'akan kedua orangtua.

Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mewakili-Nya bagi barangsiapa yang berdo’a dengan berkata: “Yaa arhamarraahimiin. Maka siapa saja yang menyebutnya 3 kali, maka menjawablah malaikat itu: Sesungguhnya Allah arhamarraahimiin telah (berkenan) mengabulkan permohonanmu. Maka mintalah kepadaNya.” [HR. Hakim]

Telah diterima dari Abu Musa Asy-ari bahwa ketika orang-orang berdo'a dengan suara keras beliau bersabda; “Hai manusia! berdo'alah dengan suara perlahan, karena kamu tidaklah menyeru sesuatu yang tuli ataupun berada di tempat yang jauh. yang kamu seru itu ialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan tempat kamu memohon itu lebih dekat lagi kepada salah seorangmu dari leher kendaraannya! Hai Abdullah bin Qeis! Maukah kamu kutunjuki sebuah kalimat yang merupakan salah satu perbendaharaan surga? Yaitu: ‘Laa haula walaa Quwwata illaabillaah’.”

• Keberadaan Doa Tidak Keluar Dari yang Disyariatkan

Sesungguhnya pada doa yang keluar dari yang disyariatkan itu ada pelanggaran atau padanya ada sesuatu yang lebih besar dari itu. Berdo'a kepada selain Allah maka keberadaan pada do'a itu mengandung kesyirikan seperti meminta pertolongan kepada selain Allah.

• Niat / Ikhlas Karenanya Allah

seorang yang berdoa harus mengikhlaskan (ditujukan) hanya kepada Allah ‘azza wajalla di dalam do’anya, mengikhlaskan niat karena Allah, mengikhlaskan aqidah (keyakinan) kepada Allah maka keberadaan orang yang berdoa harus mengikhlaskan do’anya hanya kepada Allah.

Misalnya; “Doa seorang Muslim untuk saudaranya (sesama muslim) dari tempat yang jauh (tanpa diketahuinya) akan dikabulkan.” [HR. Muslim]..

Di antara doa yang tidak akan ditolak Allah adalah; “Orang yang berpuasa, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya.” [HR. Tirmidzi]

• Mengerti Kunci Waktu dan Tempat Dikabulkannya Doa

Ada saat-saat yang tepat dan suasana utama doa mudah dikabulkan. Seperti pada hari Arafah, pada bulan Ramadhan, pada hari Jum’at, sepertiga terakhir dari malam hari (saat Shalat Tajahud), waktu sahur, ketika sedang sujud, ketika turun hujan deras, antara adzan dan iqamat, saat mulai pertempuran, ketika dalam ketakuatan atau sedang ber-iba hati, doa yang sakit, doa dalam perjalanan dan doa-doa di tempat khusus. Misalnya; di Hijir Ismail, antara Sofa dan Marwah,di belakang Maqam Ibrahim, di Raudah.

Baca Juga : Waktu yang Mustajab untuk berdo'a

Imam Muslim meriwayatkan dari dari Jabir ia berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu ia memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wajalla baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.”

Di antara tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa, adalah: Di Multazam. Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah bersabda:

“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tidak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad Jilid V, hal. 347).

Rasulullah bersabda: “Tempat antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” (HR. Muslim).

Raudah adalah sebuah tempat yang merupakan bagian dari Masjid Nabawi. Tempat ini disebut dengan ar Raudhah. Ar Raudhah adalah ruang di antara mimbar dan makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

Wallahu 'alam

Demikianlah tulisan ini kami sampaikan,  kuruang lebihnya mohon maaf

Wassalamualaikum  warahmatullahi wabarakaatuh.

Baca Juga : Ilmu Dakwah dan Macam-macamnya

Pustaka

Kisah Harianku

Kisahmuslim.com

Comments

Popular posts from this blog

Fakta Angka 8 Dalam Islam

Ilmu Dakwah dan Macam-macamnya

PAS Al-Qur'an Hadits Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Terbaru