Makalah Al-Amr Dan An-Nahyu
Al-Amr Dan An-Nahyu
BAB IPENDAHULUAN
Objek utama yang akan dibahas dalam ushul fiqh adalah al-Qur’an dan sunnah Rasul sedang untuk memahami teks-teks dan sumber yang berbahasa Arab tersebut para ulama telah menyusun semacam tematik yang akan digunakan dalam praktik penalaran fikih. Bahasa Arab menyampaikan suatu pesan dengan berbagai cara dan dalam berbagai tingkat kejelasan. Untuk itu para ahlinya telah membuat beberapa kategori lafal atau redaksi, di antara yang sangat penting dan akan dikemukakan disini. Antara lain tentang Al-Amr dan An-Nahyu
BAB IIPEMBAHASAN
1. Al-Amr
A.Pengertian Al-Amr
Amr adalah tuntutan dilakukan nya sebuah perbuatan dengan mengguakan ucapan dari orang yang lebih rendah secara wajib.
B. Macam-macam Arti Al-Amr
Apabilah permintaan di tunjukan kepada orang yang sejajar, maka dinamakan iltimas (permintaan).dan bila di tunjukan kepada orang yang lebih tinggi, maka dinamakan su’al (permohonan).sedangkan permintaan yang disampaikan secara wajib, maka permintaan (atas sesuatu) yang boleh ditinggalkan, maka dzahirnya permintaan ini bukanlah amar secara hakikat.
C. Kaidah-kaidah yang berhubungan dengan Al-Amr
a.Sunat (للندب )
“Maka hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka (budak) jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka.” (Q.S. an-Nur: 33) b.Memberi petunjuk/bimbingan
“Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli.” (Q.S. al-Baqarah: 282)
b. الامر بٌّالشيء يٌّستلزم اٌّلنهي عٌّن ضٌّ
“Amr atau perintah terhadap sesuatu berarti larangan akan kebalikannya.
Contoh: (النساء: 36) اٌّلله وَّاعْبُدُوا ”Dan Sembahlahlah Allah...” (Q.S. an-Nisa: 36) Perintah mentauhidkan Allah atau menyembah Allah berarti larangan mempersekutukan Allah.
2.AN-NAHYU
A. Pengertian An-Nahyu
Nahyu adalah tuntutan di tinggalkannya sebuah perbuatan dengan ucapan dari orang sebawahnya secara wajib. Sebanding dengan definisi Amr yang telah lewat.
Nahyu / nahi adalah tuntutan yang harus dilakukan dan berbentuk ucapan agar sebuah perbuatan ditinggalkan yang datang dari orang yang lebih tinggi kepada orang sebawahnya.
Baca Juga : ilmu dakwah dan macam2-nya
B. Macam-macam arti An-Nahyu
Perbedaan ulama mengenai persyaratan عُلوُ (lebih tingginya derajat penuntut) dan اِسْتِعْلا( bernada tinggi) dalam nahi sama dengan bab amr. Namun yang membedakan dengan amr, nahi mutlak menetapkan اَلفَوْرٌّ (disegerakan) dan الدَّوَامٌّ (dijauhi selamanya).
C.Kaidah-kaidh yang berhubungan dengan An-Nahyu
1. Bibang Ibadah
a.yakni dzatiah (bentuk) atau faktor internal ( دٌّاخِ لٌ أَمْ ر ). Contoh dzatiah adalah larangan shalat dan puasa bagi wanita yang sedang mengalami haid. Dengan dalil HR. Bukhari:
“Bukankah jika sedang mengalami haid maka ia
tidak dapat melaksanakan salat dan puasa?”
b.(faktor eksternal yang tidak terpisah). Contoh larangan puasa di hari raya Idul Adha dalam HR. Bukhari:
يُنْهَى عٌّنْ صٌّيَامَيْنِ وٌّبَيْعَتَيْنِ اٌّلْفِطْرِ وٌّالنَّحْرِّ و الْمُلَامَسَةِ وٌّالْمُنَابَذَةٌّ
“Dilarang melakukan dua macam puasa dan dua macam jual beli. Yaitu, puasa pada hari raya Fitri dan hari raya kurban, jual beli mulamasah dan munabadzah”
2. Bidang Muamalah
a. bentuk akad. Contoh jual beli hashat ( kerikil)
b. Faktor internal. Contoh jual beli janin dalam perut induknya
c. faktor eksternal yang tidak terpisah. Contoh menjual satu dirham, dibeli dengan satu dirham
BAB IIIPENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas : hukum syar’i yang biasa disebut titah atau perintah Allah yang ditujukan pada tiap-tiap mukallaf baik itu dalam bentuk tuntutan (amar) dan juga dalam bentuk larangan/mencegah (nahyi). Secara garis umum amar adalah lafal yang menunjukkan tuntutan untuk mengerjakan perbuatan, sedangkan nahyi adalah tuntutan untuk mencegah atau tidak mengerjakan perbuatan. Kedua kaidah lughawiyah ini mencakup beberapa kaidah, hakikat, dan lafal-lafal yang digunakan, yang lafalnya tersebut bermuara pada contoh dalam Al-Qur’a.
DAFTAR PUSTAKA
Kafabihi Mahraj Abdullah_Ushul Fiqh, Lirboyo
Comments
Post a Comment